Kamis, 13 November 2014

Kembali Mengenang

ada banyak buku. dan ini buku favoritku
Selalu ada cara untuk mengabadikan moment terbaik dalam hidup. Selalu ada pilihan untuk bisa mengenangnya setiap detik sampai setiap tahun. Dan aku selalu punya cara tersendiri bagaimana ke esokan harinya aku bisa kembali mengenang moment terbaik yang sudah di lewatkan.  Bersama lembaran kertas yang di rangkai menjadi sebuah buku cantik dan dengan sebuah alat tulis yang dikenal dengan pulpen, aku mengabadikannya.

Aku menari dengan musik memori  mengenang dan mengingat, lalu di ikuti tarian tanganku yang makin lama membuat rangkain kata menghiasi kertas putih bergaris. Aku sangat antusias dan semangat mengulang kembali perjalanan, inilah dejavu.

Beberapa buku dan pulpen menjadi sahabat terbaikku, sesuatu yang aku rindu dan sesuatu yang dengan setia menungguku ketika aku kembali kerumah setelah perjalanan panjang yang sangat istimewa.

Selalu ada cara untuk mengenang kembali. Dan terserah diri sendiri bagaimana nanti kembali menumbuhkan benih-benih rindu yang akhirnya membuat kisah baru lagi,lagi dan lagi tanpa henti, hingga akhirnya Sang Pencipta yang mampu menghentikannya.

Buku dan menulis selalu menjadi pilihan manis dan ditambah secarik foto menjadikannya sangat cantik. Selalu ada kisah tentang aku dan teman-teman terhebatku yang selalu menghasilkan inspirasi dan juga mimpi-mimpi baru. Dan aku ingin menuliskan kisah kita,tentang aku dan kamu, nanti.

Jumat, 07 November 2014

Aku Merindu


Selalu istimewa untuk satu kata yang terdiri dari lima huruf, tiga konsonan dan dua vokal. Satu kata yang terkadang malu-malu kita utarakan lewat bibir namun selalu di teriakan dengan lantang dalam hati. Satu kata manis yang penuh makna akan cinta, kasih dan sayang.  Satu kata diantara milyaran kata yang sekarang memenuhi relung-relung hati dan membiusku agar aku segera melunasinya. Rindu. Aku merindu.





Sabtu, 01 November 2014

Jalan-Jalan Murah Meriah (Jalan-Jalan Lokal)

Peninggalan Purba
Siapa bilang jalan-jalan seru itu harus banyak ngeluarin isi dompet ?? kalau pandai-pandai memanfaatkan waktu, lokasi dan juga suasana pastinya jalan-jalan seru akan selalu kita dapat setiap minggu bahkan setiap harinya. Ga percaya ?? Aku ceritakan sedikit jalan-jalan seruku yang murah-meriah selain itu juga sangat edukatif.
Sabtu 25 Oktober 2014, dilihat tanggalnya saja sudah dipastikan inilah masa-masa perjuangan. Masa dimana harus pintar-pintar mengatur sisa uang yang ada dalam dompet. Niat hati ingin jalan-jalan jauh ke luar kota namun apa daya, kantong belum bersahabat alhasil naluri jalan-jalan aku salurkan di UNSOED FAIR yang berlokasi di gedung Auditorium Graha Widyatama Purwokerto ditemani oleh mas Alfri. Awalnya, modal parkir motor Rp.2000,- kita bisa cuci mata lihat-lihat segala macam stand-stand menarik tapi, tahan godaan untuk berbelanja ya ingat itu J

Disini setiap stand tidak hanya menjajakan produk untuk diperjual belikan saja, tapi juga memberikan informasi yang sangat edukatif. Seperti stand yang berada di panggung ini, stand Purba. Selain bisa melihat langsung peninggalan zaman purba yang berada di dalam kotak kaca, kita juga bisa melihat replika manusia purba yang bisa diajak foto bersama. Peninggalan zaman purba yang dipamerkan merupakan peninggalan dari daerah Sangiran, Jawa Timur. Kalau ingat pelajaran sejarah dulu pasti tidak asik dengan nama Sangiran bukan ? Banyak fosil binatang seperti kerbau, buaya dan ada juga tengkorak manusia purba. Ngeri ?? Tentu saja tidak. Untuk yang ingin lebih tau tentang peninggalan purba di Sangiran bisa langsung akses di layar elektronik memuat informasi lengkap dan cepat. Stand ini sangat menarik minat pengunjung, terbukti untuk berfoto dengan replika manusia purbanya saja harus mengantri.

Ternyata banyak stand yang juga tidak kalah menarik, seperti stand pertanian yang menjajakan bibit dan juga pupuk, stand EO Wedding yang saat itu sedang promo, stand jajanan handmade dan masih banyak lagi. Aku masih melihat-lihat dan akhirnya kakiku berhenti di sebuah stand yang menjual belikan permainan, buku dan juga kaset edukatif untuk anak. Selain itu stand ini juga menjual buku-buku islami dan menerima install Al-Quran di handphone dan tablet hanya dengan harga Rp.5000,- murah kan. Tidak hanya itu disini juga menjual jam unik yang dinamai jam Tawaf. Keunikannya adalah jam ini berputar berlawanan arah jarum jam, penjelasannya menurut bapak penjual jam ini mengikuti arah orang berhaji yang memutari kabah. Jam ini juga bagus untuk membantu kinerja otak kanan, yang berminat mau membelinya bisa merogoh kocek seharga Rp.75.000 – Rp.150.000,-.Sambil menunggu mas Alfri menginstal Al-Qur’an di handphonenya, aku melihat ke sebelah stand yang dijaga oleh seorang perempuan, mungkin sebaya denganku. Stand ini menjual tanaman anggrek beragam warna dan juga kelas. Semakin besar harganya semakin mahal pastinya, seperti anggrek berwarna ungu yang terpajang di dinding. Harga anggrek yang memiliki akar cukup panjang ini berkisar antara Rp.250.000, - Rp.300.000.

Aquascape yang cantik
Kami melanjutkan perjalan melihat stand-stand yang lain. Tidak lupa, kami mampir di stand PMAT (Perkumpulan Mahasiswa Anak Transmigran) yang saat itu dijaga oleh adik angkatannya mas Alfri.  Stand PMAT mengenalkan program mereka juga menjual makanan handmade seperti, kue volcano, wedang bleng (sereh), krupuk tofu, dan cemilan natuna. Harganya tidak mahal kok berkisar antara Rp.3.000 -  Rp.15.000, aku sendiri memilih cemilan natuna seharga Rp.3.000. Masih banyak stand yang belum kami kunjungi, kami melanjutkan ke stand-stand pakaian hingga elektronik yang memperjual belikan handphone, printer dan lain sebagainya. Setelah itu baru kami memasuki kawasan stand khusus Unsoed. Stand-stand disini diisi para mahasiswa tiap fakultasnya. Aku berkeliling mencari stand yang menarik dan akhirnya berhenti di stand MIPA. Stand disini mempamerkan batu-batu akik dan juga aquascpace. Rata-rata yang memenuhi stand ini para bapak-bapak yang suka pada batu akik. Sedangkan aku justru lebih tertarik dengan aquascape. Aquascape adalah akuarium yang mengangkat tema alam, makanya akuarium ini sangat menyegarkan mata ditambah ikan-ikan neon yang aktif, udang kecil dan juga siput kecil yang imut. Buat yang tertarik punya aquascape bisa beli dengan harga yang lumayan mahal namun sebanding yaitu Rp.3.000.000,- RP.4.000.000. Puas melihat-lihat aquascape, kami berjalan kembali melihat stand-stand lain. Ada stand Hukum yang saat itu penjaga standnya mengenakan baju ala-ala hakim dan pengacara zaman dahulu. Ada juga stand Biologi yang banyak mempamerkan hewan-hewan yang sudah diawetkan dan masih banyak lagi. Sore itu aku puas berkeliling melihat UNSOED FAIR, walaupun tidak banyak mengeluarkan uang untuk membeli ini itu. Jalan-jalan juga tidak berhenti disini besok sore akan dilanjut lagi.

Jebakan buat telur-telur ikan
Minggu, 26 Oktober 2014 aku lagi-lagi pergi jalan-jalan ditemani mas Alfri. Jalan-jalan sore hari ini tujuannya adalah untuk melihat goa yang berada di sungai Pelus kawasan Karang Wangkal. Setelah parkit motor disalah satu pelataran warga, kami berjalan melewati rumah-rumah warga yang tampak lenggang. Hanya sesekali kami menyapa warga yang saat itu tengah bersantai di teras untuk mencari angin, maklum cuaca sore itu sangat panas makanya main ke sungai adalah pilihan yang tepat. Sebelumnya kami melewati pemakaman lama, lalu turun dan langsung bertemu dengan Sungai Pelus. Di sungai ada seorang bapak-bapak yang tengah mengumpulkan batu, membuat mas Alfri penasaran dan bertanya. Batu-batu yang dikumpulkan bapak itu nantinya akan dibuat lingkaran untuk perangkap telur-telur ikan. Kata bapak tua yang saat itu dengan senang hati banyak kasih penjelasan, perangkat yang sengaja ditata dari batu ini nantinya pasti akan menarik perhatian para ikan yang akan bertelur karena aliran air di dalamnya sangat tenang. Biasanya bapak itu menjaga perangkapnya sendirian pada malam hari hingga pagi, dan hasilnya bisa membawa telur ikan berkisar antara 3kg – 5kg dan yang paling hebat pernah sampai 20kg.

Kami permisi sejenak untuk melihat gua yang saat itu bisa langsung terlihat. Karena takut aku tidak jadi masuk. Gua yang tidak besar ini banyak ditumbuhi semak-semak yang menghiasi mulut gua. Aku sendiri justru tertarik melihat ikan-ikan kecil yang bersembunyi di batu dan juga anggang-anggang hewan yang mirip laba-laba jalannya maju mundur.  Sore itu kami habiskan melihat proses pembuatan perangkap ikan sambil menikmati semilir angin dan suara sungai yang menenangkan. Akhirnya jalan-jalan minggu ini ditutup dengan kembali kerumah dengan cerita dan pengalaman baru. Intinya jalan-jalan bukan sekedar keluar kota atau banyak menghabiskan uang, yang terpenting justru apa yang bisa diambil atau hikmah dari perjalanan itu sendiri.


kerangka buaya purba

tengkorak purba
manusia sekarang dan dulu
browsing sejarah langsung

jam tawaf
anggrek ungu kelas unggul

cemilan tofu 
hewan yang diawetkan

gua di dekat kali Pelus


liat langsung proses pembuatan perangkap