Jumat, 26 September 2014

Mengenal Sisi Lain Baturaden ( Jalan-Jalan dan Camp Ceria )

Mandala Wisata Baturraden
Jalan-jalan liat sesuatu yang seger apalagi baru pasti menambah cerita baru. Dan minggu ini setelah camp gagal tidur semalam suntuk aku bersama mas Ari mba Wati dan mba Lowi jalan-jalan diarea camp Cengkehan. Dulu, aku pernah buat proposal sejarah tentang bangunan sekitar sini dan rasanya rindu ingin mengingat masa jaman putih abu-abu. Berjalan menyusuri rerumputan hijau yang segar tak jauh dari tenda aku langsung bisa menemukan sebuah bangunan tua yang bia
sa disebut “rumah putih”. Rumah putih ini digunakan untuk memantau segala aktifitas untuk PLTA. Sebenarnya rumah putih ini tampak biasa saja seperti rumah pada umumnya hanya gaya bangunan dan fungsinya saja yang membedakan. Kenapa diberi nama rumah putih, awalnya aku sendiri tidak tau. Mungkin sebagian warga melihat seluruh cat atau warna rumah ini putih sudah dari zaman Belanda dulu hingga sekarang, makanya diberi nama rumah putih. Aku belum mengabadikan banyak moment disini ketika seorang petugas mengusir aku dan teman-teman. Maklum saja, lokasi PLTA bukan untuk wisata atau umum, yang dibolehkan masuk hanya petugas atau orang yang berkepentingan khusus saja.

Rumah Putih dan Kolam Endapan
Karena di usir akhirnya bangunan tua dekat pipa menjadi objek narsis teman-temanku. Segala macam gaya sudah dijajal hingga duduk diatas pipa. Beruntung sekali, karena bisa duduk diatas pipa setelah sekian lama. Hanya pada musim kemarau saja pipa bisa dinaiki dengan aman, soalnya jika musim hujan pipa-pipa besar ini ditumbuhi lumut dan pastinya licin. Aku berkeliling mengamati dan menemukan buah unik berwarna orange berduri yang menjadi objek fotoku. Karena lucu aku membawanya kembali ke tenda.

Belum puas berfoto, acara narsis berlanjut hingga ke aliran air yang berada dibawah tenda kami. Aliran air ini adalah air yang berasal dari Dam Belanda yang berada di bawah air terjun curug Gede. Alirannya sangat tenang namun cukup dalam. Berhubung sudah siang kami packing untuk melanjutkan perjalanan ke suatu tempat. Karena sudah janjian jam 9 di Mandala Wisata dengan mas Cahyo, bergegas kami packing dan langsung meluncur ke lokasi.

salah satu dari curug Telu
Menunggu mas Cahyo di Mandala Wisata membuatku mengamati sekelompok anak kecil yang tengah berlatih menari tradisional. Wah…tampak cantik dan anggun mereka menari entah tarian apa. Mandala wisata adalah gerbang atau gapura menuju lokawisata Baturraden. Di sebelah gapura besarnya terdapat bangunan yang biasa digunakan anak-anak muda untuk sekedar ngumpul dan juga terdapat peta besar titik-titik lokawisata. Tidak lupa juga icon Jawa yang sedang menunjuk dengan muka senyumnya bertengger dengan apik di sisi mandala dan disana aku menunggu.

Tidak perlu lama, kami total berenam meluncur menuju Karang Salam, di sebuah peternakan kambing dan sapi kami menitipkan motor. Perjalanan yang membelah sawah warga sejenak mencuci mata dengan yang hijau-hijau. Perjalanan landai akhirnya diakhiri dengan menuruni tangga panjang dan langsung saja 3 buah curug yang sayangnya saat itu satu curug tidak mengalir menyapa kami yang sudah keringatan. Cipratan air yang segar langsung menggodaku untuk bermain air. Pastinya berfoto menjadi rutinitas yang tidak ketinggalan. Mas Cahyo yang memang dari dulu ingin kesini tidak menyiakan kesempatan untuk menjamah setiap sudut curug.

Sejenak santai duduk diantara bebatuan menikmati curug yang terkenal dengan nama curug Telu menjadi salah satu curug favoritku. Karena lokasinya yang masih jarang dijamah manusia kesan asri dan bersih menjadi point tersendiri. Puas menikmati, akhirnya membawa kami kembali pulang, untuk beristirahat dan menyiapkan amunisi esok hari.


sisi lain Rumah Putih


pipa saluran air yang menuju PLTA pusat


kolam endapan dari dekat

buah unik mirip jeruk


saluran air dari Dam Belanda


Gapura Mandala Wisata


icon Jawa


salah satu dari curug Telu


curug yang kering


salah satu curug sebelum ke curug Telu

tangga menuju Curug Telu


sisi lain curug Telu

mas Cahyo menjelajahi sudut Curug Telu

berlima dengan fotografer narsis

Selasa, 23 September 2014

Semakin Dewasa Mas Alfri (Cepat Lulus :) )

coklat cup cantik
Kembali dan kembali lagi September ceria membawa makna bagi yang lahir di bulan ini. Dan keceriaan menghampiri mas Puji Alfriyanto atau yang biasa aku sapa mas Alfri atau bang Alfri, yang tahun ini genap berusia 25 tahun. Wah…sudah seperempat abad yah :D. Sebelumnya aku memang sengaja menyembunyikan kejutan tengah malam. Cukup sulit menyembunyikan kejutan terutama harus melobi mas Ari dan mba Wati yang nanti akan menemani dan juga mba Umi yang aku pesani kue.
Setelah menunggu tengah malam dengan kantuk dahsyat, aku keluar menuju asrama mas Alfri bersama mas Ari dan mba Wati. Sebelumnya kue spesial berhias logo club sepak bola kesukaan mas Alfri “Barcelona” dan juga sekotak Kembali dan kembali lagi September ceria membawa makna bagi yang lahir di bulan ini. Dan keceriaan menghampiri mas Puji Alfriyanto atau yang biasa aku sapa mas Alfri atau bang Alfri, yang tahun ini genap berusia 25 tahun. Wah…sudah seperempat abad yah :D. Sebelumnya aku memang sengaja menyembunyikan kejutan tengah malam. Cukup sulit menyembunyikan kejutan terutama harus melobi mas Ari dan mba Wati yang nanti akan menemani dan juga mba Umi yang aku pesani kue.
Setelah menunggu tengah malam dengan kantuk dahsyat, aku keluar menuju asrama mas Alfri bersama mas Ari dan mba Wati. Sebelumnya kue spesial berhias logo club sepak bola kesukaan mas Alfri “Barcelona” dan juga sekotak coklat cup sudah diambil sedari sore. Persiapan dimulai, dari menaruh lilin dan meminta izin untuk masuk ke kamar mas Alfri. Kebetulan ada mas Amin wakil ketua asrama yang justru menawarkan diri untuk mengabadikan moment spesial ini. Setelah lilin dinyalakan beberapa teman datang memenuhi kamar mas Alfri. Sontak saja mas alfri yang tengah tidur pulas langsung kaget.
kue ultah mas Alfri
Masih dengan muka ngantuk walaupun sudah cuci muka mas Alfri meniup lilin sambil diiringi lagu. Entahlah harapan apa yang dia pinta dalam hati. Setelah acara tiup lilin waktunya potong kue. Awalnya sayang kata beberapa teman yang lain memotong kue cantik apalagi berlogo klub Barcelona. Tapi, namanya juga kue harus dimakan kan…Alhasil kue dipotong, dan potongan pertama ditunjukkan untuk aku. Terimakasih ya mas J
Kado spesial juga sudah aku siapkan jauh-jauh hari. Sempat deg-deg an karena takut tidak sesuai. Berbagai macam tebakan isi kado seperti sepatu, toga, tenda akhirnya terpecahkan setelah sebuah jaket yang sepertinya kebesaran keluar bersama sebuah surat ucapan. Katanya bagus, syukurlah kalau suka :p
Akhirnya acara kejutan selesai, makan-makan pun berlanjut. Kue dan coklat menjadi santapan tengah malam beberapa penghuni asrama yang begadang. Semoga tahun ini berkah untukmu mas Alfri. Dan semoga semakin dewasa. cup sudah diambil sedari sore. Persiapan dimulai, dari menaruh lilin dan meminta izin untuk masuk ke kamar mas Alfri. Kebetulan ada mas Amin wakil ketua asrama yang justru menawarkan diri untuk mengabadikan moment spesial ini. Setelah lilin dinyalakan beberapa teman datang memenuhi kamar mas Alfri. Sontak saja mas alfri yang tengah tidur pulas langsung kaget.

Masih dengan muka ngantuk walaupun sudah cuci muka mas Alfri meniup lilin sambil diiringi lagu. Entahlah harapan apa yang dia pinta dalam hati. Setelah acara tiup lilin waktunya potong kue. Awalnya sayang kata beberapa teman yang lain memotong kue cantik apalagi berlogo klub Barcelona. Tapi, namanya juga kue harus dimakan kan…Alhasil kue dipotong, dan potongan pertama ditunjukkan untuk aku. Terimakasih ya mas J

Kado spesial juga sudah aku siapkan jauh-jauh hari. Sempat deg-deg an karena takut tidak sesuai. Berbagai macam tebakan isi kado seperti sepatu, toga, tenda akhirnya terpecahkan setelah sebuah jaket yang sepertinya kebesaran keluar bersama sebuah surat ucapan. Katanya bagus, syukurlah kalau suka :p
Akhirnya acara kejutan selesai, makan-makan pun berlanjut. Kue dan coklat menjadi santapan tengah malam beberapa penghuni asrama yang begadang. Semoga tahun ini berkah untukmu mas Alfri. Dan semoga semakin dewasa.
acara buka kado

potong kue Barca
coklat ucapan






Jumat, 12 September 2014

Yang Pertama Dede "Alby"

ulang tahun pertama Alby
Kembali September ceria. Kebetulan tahun ini bertepatan dengan ulang tahun pertama Hafidz Alby Putra Ariyanto atau Alby pangeran kecilnya mba Tri dan mas Mei. Mba Tri adalah teman satu kerjaanku sudah hampir dua tahun kami saling kenal. Bahkan, aku mengenal mba Tri semenjak Alby masih dalam kandungan. Senangnya bisa melihat proses perkembangan Alby walaupun tidak setiap hari. Kebetulan sekali tepat tanggal 9 September 2014 Alby ulang tahun, tanggal yang sama dengan ulang tahun bapak presiden yang sekarang masih menjabat, bapak Susilo Bambang Yudhoyono.

Rencana aku memang ingin membuat kejutan kecil buat Alby. Sempat bingung awalnya tapi akhirnya ide kecil muncul juga. Setelah pulang kerja aku sengaja tidak mengiyakan ajakan mba Tri untuk kerumah. Biar kejutan niatnya. Aku langsung membeli kue kecil dan tidak lupa juga lilinnya ditambah balon Doraemon, berharap Alby suka.

alby dan teman-teman
Bersama mas Alfri aku kerumah mba Tri, sempat takut karena aku fikir mba Tri tidak dirumah. Tapi ternyata mba Tri dan Alby masih sibuk menikmati kue ulang tahun yang tampak masih utuh. Kedatanganku dan mas Alfri kembali meramaikan ulang tahun Alby yang awalnya sudah dilakukan sampai acara tiup lilin. Berhubung tidak diramaikan, beberapa anak kecil yang bermain disamping rumah diajak untuk meramaikan acara tiup lilin dan makan kue.

Walaupun sederhana tapi tetap meriah dan menyenangkan. Melihat anak-anak kecil menyantap kue coklat dengan senang. Apalagi, melihat pangeran kecil yang makin bertambah besar memiliki point tersendiri. Mungkin, dia belum tau sekarang adalah hari kelahirannya dan hari dimana ibu nya berjuang antara hidup dan mati untuk membawa pangeran kecil melihat indahnya dunia. Aku membayangkan saja tidak sampai kesana.

Saatnya kembali kerumah membawa cerita baru ditambah mimpi baru yang berbeda. Membayangkan esok hari nanti menjadi seorang istri lalu menjadi ibu dari anak-anak dan aahhh…sudahlah dijalani dengan sebaik-baiknya kehidupan ini. Malam ini langit begitu bersih bulan tampak besar dan cerah berwarna kemerahan. Semoga kebahagian hari ini membawa berkah.

Hafidz Alby Putra Ariyanto

Alby dan Bunda


Selasa, 09 September 2014

Jalan-Jalan Sore ( Nostalgia )

menikmati sore di sawah
Menghibur diri disela-sela rutinitas yang membosankan memang paling menyenangkan. Walaupun minggu ini gagal untuk mendaki, pilihan tepat untuk bernostalgia akhirnya membawaku menikmati sore di sawah. Zaman dulu sewaktu masih kecil, sawah bak arena bermain yang paling keren. Setiap hari, tidak kenal panas atau hujan sawah jadi tempat favorit. Namun, seiring berjalannya waktu, rutinitas dan juga factor umur membuatku jarang menghabiskan waktu di sawah. Hanya sepintas lewat atau memandang saja yang bisa aku lakukan. Hal itulah yang membuatku bersemangat ketika diajak mas Alfri melihat kolam ikan milik adenya yang kebetulan berada disawah.

sepasang kumbang tanduk
Kebetulan kolam yang dituju berada di area belakang gor Sumardijto Unsoed. Banyak terdapat kolam disini entah ada berapa dan ukuran berapa aku tidak iseng untuk menghitungnya. Sore hari itu sangat cerah, masih banyak burung-burung kecil terbang mencuri-curi biji padi. Tidak hanya itu, beberapa hewan seperti katak, capung bahkan ulat juga tampak santai menikmati sore mereka. Kami berdua berkeliling menepi diantara kolam, dan kebetulan satu pohon membuatku mengeluarkan camera digital yang memang aku bawa. Dulu pohon ini sering sekali menjadi bahan untuk tugas kesenian. Dan bersyukur, ternyata pohon ini masih ada walaupun jumlahnya tidak sebanyak dulu. Pohon yang mirip padi ini memiliki biji berwarna hitam atau putih, bijinya itu yang bisa dijadikan bahan menghias kendi atau yang lainnya. Pohon jail-jali aku menyebutnya, ditempatmu apa namanya ??

Kembali berjalan, sambil mengamati ikan-ikan yang tampak berenang dengan senangnya mataku menangkap hewan yang tampak lucu. Ternyata ada sepasang betina dan jantan yang tampak asik meikmati sore di batang pohon jambu. Mereka tidak terusik sama sekali dengan keberadaan kami. Hewan yang termasuk tipe serangga ini memilik warna kecoklatan yang gelap dan memiliki tanduk juga. Aku menyebutnya kumbang tanduk, kalau kata mas Alfri serangga itu bernama kebo-keboan. Entahlah nama hewan itu apa, setiap daerah pasti berbeda-beda. Ternyata di pohon sebelah juga ada, sepertinya habitat mereka disini. Syukurlah masih alami dan semoga tetap alami.

Terus berjalan menikmati sepoi-sepoi angin sawah yang menenangkan, mataku melihat hewan kecil yang langsung membuatku geli. Warnanya memang cantik, tapi sayang jika menyentuhnya kulit akan langsung terasa gatal, iya pastinya ulat bulu. Jalan-jalan sore diakhiri dengan menikmati garis batas kehidupan. Itu menurutku dan aku punya alasan. Garis batas yang aku maksud adalah garis batas antara kehidupan sederhana dan kehidupan modern. Dimana terbentang beberapa petak sawah namun diujung sana gedung tinggi nan megah yang disebut hotel tampak berdiri dengan angkuhnya. Aku bersyukur masih tinggal di daerah yang tampak alami. Bahkan masih bisa melihat aktifitas petani dan lain sebagainya yang mungkin sebagian anak-anak disana bahkan tidak pernah melihat sawah secara langsung. Semoga tetap alami dan tetap lestari alamku.


-perjalanan 7 September 2014-

pohon jali-jali


kumbang tanduk

ulat bulu kuning


kolam-kolam ikan
garis batas kehidupan


waktunya kembali kerumah















Senin, 08 September 2014

" 3S " Spesial Sweet September (Moment Bersama Orang Terkasih)

kue dari sahabat tercinta
“September ceria, September ceria “, lirik lagu yang langsung teringat ketika bulan September datang. Pastinya bulan September adalah bulan spesial, dimana tercatat satu tanggal khusus yang bertepatan dengan tanggal kelahiran dan bertambahnya usia. Selain itu beberapa teman terdekat juga mencatatkan September sebagai bulan yang istimewa. Aku suka September karena menurutku bulan ini berteman dengan hujan. Sayangnya, semenjak terjadinya global warming siklus cuaca tahunan mengalami perubahan. Alhasil tidak bisa ditebak, dimana seharusnya sudah masuk penghujan tetapi kemarau masih setia menemani.

Bulan September tahun 2014 ini adalah moment pertama dan titik balik, juga mendapat title baru yaitu “dewasa”. Pergantian dimana usia belasan menginjakan di usia dua puluhan, sudah dewasa tapi aku fikir masih belum pantas. Usia kepala dua, merupakan usia yang sudah dianggap sangat matang dalam segi pemikiran, mental maupun fisik. Terlebih bagi seorang wanita,perempuan atau cewek, dimana usia dua puluhan merupakan jenjang untuk berfikir masalah “jodoh”. Aku sendiri tipikal yang mengikuti alur saja kemana akan bergerak, dan jika diberi lebih awal bersyukur jika masih diberi waktu untuk mewujudkan mimpi sendiri tetap bersyukur dan tidak masalah. Menurutku saat membahas masalah jodoh, yasudahlah jalani saja.

kue serangan subuh
Spesial, spesial dan spesial. Biasanya setiap ulang tahun, aku selalu punya tradisi unik. Tradisiku, memberikan kado spesial untukku sendiri. Dan Alhamdulillah tahun ini aku dapat kado spesial dari diriku sendiri adalah sebuah tenda, flysheet dan juga kamera digital. Dari aku kecil hingga sekarang orang tuaku memang tidak pernah mengajarkanku untuk merayakan ulang tahun secara khusus. Dulu kecil, biasanya aku merayakan bersama teman terdekat dan keluarga, ibuku sendiri yang akan membuatkan kue nya. Seiring berjalannya waktu, aku tetap menggunakan kebiasaan itu. Bedanya, ibu pasti membuat masakan kesukaanku seperti telor balado, santan daun singkong dan masih banyak lagi. Yang pasti walaupun sederhana menurutku semua itu sangat istimewa.

keceriaan bersama
Aku sangat bersyukur tahun ini banyak kejutan yang datang padaku. Selain ibuku meminta sebuah permintaan aneh. Yaitu, ibu memintaku untuk berfoto cantik mengenakan kebaya di gunung sedikit mengadaptasi tahun lalu yaitu mengenakan baju batik. Aku menyanggupi walaupun kebaya yang ada harus pinjam dari teman satu kerjaan (terimakasih Gita buat kebayanya). Tidak hanya satu hal itu, tepat tengah malam saat aku lelap tertidur serangan tengah malam datang. Seseorang yang spesial yaitu mas Alfri bersama mba Wati dan mas Ari datang membawakan kue dengan lilin angka 20. Aku terheran-heran karena setauku mas Alfri berada di Jakarta sebelumnya. Perayaan kecil tengah malam yang sangat manis. Alhamdulillah (terimakasih ya). Paginya normal seperti biasa aku berangkat bekerja, namun ada sedikit perbedaan, teman-temanku mengucapkan selamat dan berdoa baik untukku. (Terimakasih semua). Sore harinya, aku kembali kerumah berniat untuk langsung menyantap masakan ibuku yang menggoda. Namun, kejutan kembali datang dari sahabat zaman SMA yaitu Ndut dan Unul (terimakasih sukses kejutannya) datang membawakan kue dengan lilin angka 20 sambil tertawa dan menyanyi. Lucunya, kami bertiga kompakan mengenakan pakaian berwarna biru seperti sudah janjian sebelumnya. Setelah acara tiup lilin dan potong kue, santapan yang ditunggu adalah masakan ibu. Terasa lengkap merayakan ulang tahun bersama kedua sahabatku, apalagi karena kesibukan masing-masing kami jadi jarang berkumpul dengan personil yang lengkap. Tidak ramai kalo tidak ada acara jahil bersama mereka. Krim kue yang tadinya menghiasi roti berpindah ke mukaku. Sontak saja moment spesial ini langsung diabadikan. Alhamdulillah :D

kena jahil dari sahabat
Rasa syukur yang terucap sepertinya tetap kurang atas nikmat dan berkah yang Allah SWT berikan kepadaku, orang tuaku dan orang-orang yang aku sayang dan menyayangiku. Bagiku, bukan kado mahal atau perayaan luar biasa yang aku nanti. Tapi moment terbaik dimana semua orang berkumpul, bergembira bersama, dan berdoa dengan doa yang terbaik. Semoga tahun ini membawaku, untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya, lebih semangat mengejar mimpi dan cita,lebih bertanggung jawab dan kreatif dan lebih-lebih yang baik-baik. Aaammiinn
Ucapan syukur kepada Allah SWT untuk semua nikmat berkah dan rahmat yang tiada hentinya.

Terimakasih bapak dan ibu yang aku sayangi untuk doa dan kasih sayangnya.                             
Terimakasih untuk orang spesial yang aku sayangi kedua sahabatku Ndut dan Unul yang menjadi teman berbagi kisah sedih dan senang. Mas Alfri yang menjadi orang terkasih dan mau membimbingku.
Terimakasih untuk mas Ari dan mba Wati yang datang kerumah tengah malam untuk serangan tengah malam.
Terimakasih untuk teman-teman kerjaku, tetanggaku, adek-adek kecilku dan semua yang sudah mengucapkan dan mendoakanku.


Kalian istimewa dan semoga Allah membalas kebaikan kalian semua.  Aammiinn :D :D :D


-5 September 2014-
mas Ari dan mba Wati ikut serangan tengah malam
serangan subuh dari mas Alfri

















keseruan saat membuka kejutan

bersama mereka
bersama Mas Alfri


kue ulang tahun ke 20 dari sahabat

Kamis, 04 September 2014

Kesan Itu (Loteng Rumah Orang)

Atap-atap rumah ketika pagi

Sudah jadi kebiasaan rutin saat liburan datang, camping adalah pilihan paling tepat saat kantong tidak bersahabat (tanggal tua eeuuyy). Rencana awal, aku ditemani mas Alfri mengajak mba Wati dan mas Ari untuk camping dengan suasana baru, yaitu pantai Menganti. Sayangnya camping di Menganti gagal untuk hari ini, karena kondisi yang tidak aman di perjalanan menuju lokasi (bukan takut hantu, tapi takut ada orang nakal). Aku memilih untuk ke tempat favorit di “Cengkehan” sayangnya karena terlalu sering disana mba Wati enggan untuk ikut.

Terus berfikir hingga menjelang malam, aku memiliki ide yang agak nyeleneh. Tinggal menunggu persetujuan mas Ari karena mba Wati sudah fix. Benar saja, ide aku ini disambut tawa dan antusias jadilah perlengkapan langsung dibawa kelokasi yang hanya berjarak 5 menit saja. Tidak menyesal untuk mencoba bermalam disini, walaupun pemandangannya jauh berbeda. Keramain masih terdengar jelas dari sini, seperti suara motor, mobil para pedangang hingga yang lain. Kami menghabiskan waktu untuk bermain uno dan mengobrol sambil mengesap secangkir kopi dan mendengarkan music. Sayang, suara kami harus sedikit di control, karena kalau tidak kami bisa kena usir tetangga sekitar (kaya maling).  Malam semakin larut mba Wati dan mas Ari akhirnya tumbang (kaya pohon aja), memilih untuk tidur lebih awal. Lucunya, tidak ketinggalan bantal dan juga guling turut serta masuk ke tenda. Sedangkan, aku dan mas Alfri masih sibuk menonton film dari laptop tanpa harus takut kehabisan batrai. Malam itu, langit begitu cerah, memunculkan bintang yang berkelip malu-malu diantara udara dingin yang membuat setiap orang pasti menarik selimut.

mentari pagi diantara bangunan
Langit gelap perlahan berganti berhias kemerahan. Pagi membuatku terjaga, padahal baru saja merebahkan badan untuk terlelap. Aku mengamati pemandangan sekitar, berhias atap-atap rumah warga dan juga gedung-gedung fakultas. Inilah pemandangan camp yang berbeda, berlokasi di loteng kost-kostannya mas Ari. Aku berjalan mengabadikan matahari yang sudah tampak dari timur. Sedikit aktifitas terlihat dari sini, karena hanya beberapa rumah yang tingkat dan dibuat loteng berfungsi untuk menjemur pakaian. Suara burung berkicau juga bisa terdengar disini. Setidaknya ada sedikit kesamaan ketika camp di hutan.

Camp kali ini cukup menghiburku di sela-sela waktu yang sedikit agak monoton karena harus nguli(kuli semen) untuk mencari recehan (receh itu berharga lhoo..) yang nantinya dipakai untuk sekedar jalan-jalan atau jajan. Sempat berkhayal memiliki rumah seperti ini, setidaknya saat bosan tidur dikamar tidak perlu jauh-jauh untuk merasakan dinginnya malam sambil melihat kerlip bintang atau bulan, cukup naik tangga ke atas loteng rumah mendirikan tenda(kadang cuma buat hiasan), menggelar matras lalu memakai sleepingbag, gunakan juga lilin. Kesan tersendiri saat menikmati malam di loteng, teringat masa kecil dulu ketika bermain camp hanya dengan beratap spanduk dan penopang bambu :D




mengingat saat kecil dulu