Selasa, 09 September 2014

Jalan-Jalan Sore ( Nostalgia )

menikmati sore di sawah
Menghibur diri disela-sela rutinitas yang membosankan memang paling menyenangkan. Walaupun minggu ini gagal untuk mendaki, pilihan tepat untuk bernostalgia akhirnya membawaku menikmati sore di sawah. Zaman dulu sewaktu masih kecil, sawah bak arena bermain yang paling keren. Setiap hari, tidak kenal panas atau hujan sawah jadi tempat favorit. Namun, seiring berjalannya waktu, rutinitas dan juga factor umur membuatku jarang menghabiskan waktu di sawah. Hanya sepintas lewat atau memandang saja yang bisa aku lakukan. Hal itulah yang membuatku bersemangat ketika diajak mas Alfri melihat kolam ikan milik adenya yang kebetulan berada disawah.

sepasang kumbang tanduk
Kebetulan kolam yang dituju berada di area belakang gor Sumardijto Unsoed. Banyak terdapat kolam disini entah ada berapa dan ukuran berapa aku tidak iseng untuk menghitungnya. Sore hari itu sangat cerah, masih banyak burung-burung kecil terbang mencuri-curi biji padi. Tidak hanya itu, beberapa hewan seperti katak, capung bahkan ulat juga tampak santai menikmati sore mereka. Kami berdua berkeliling menepi diantara kolam, dan kebetulan satu pohon membuatku mengeluarkan camera digital yang memang aku bawa. Dulu pohon ini sering sekali menjadi bahan untuk tugas kesenian. Dan bersyukur, ternyata pohon ini masih ada walaupun jumlahnya tidak sebanyak dulu. Pohon yang mirip padi ini memiliki biji berwarna hitam atau putih, bijinya itu yang bisa dijadikan bahan menghias kendi atau yang lainnya. Pohon jail-jali aku menyebutnya, ditempatmu apa namanya ??

Kembali berjalan, sambil mengamati ikan-ikan yang tampak berenang dengan senangnya mataku menangkap hewan yang tampak lucu. Ternyata ada sepasang betina dan jantan yang tampak asik meikmati sore di batang pohon jambu. Mereka tidak terusik sama sekali dengan keberadaan kami. Hewan yang termasuk tipe serangga ini memilik warna kecoklatan yang gelap dan memiliki tanduk juga. Aku menyebutnya kumbang tanduk, kalau kata mas Alfri serangga itu bernama kebo-keboan. Entahlah nama hewan itu apa, setiap daerah pasti berbeda-beda. Ternyata di pohon sebelah juga ada, sepertinya habitat mereka disini. Syukurlah masih alami dan semoga tetap alami.

Terus berjalan menikmati sepoi-sepoi angin sawah yang menenangkan, mataku melihat hewan kecil yang langsung membuatku geli. Warnanya memang cantik, tapi sayang jika menyentuhnya kulit akan langsung terasa gatal, iya pastinya ulat bulu. Jalan-jalan sore diakhiri dengan menikmati garis batas kehidupan. Itu menurutku dan aku punya alasan. Garis batas yang aku maksud adalah garis batas antara kehidupan sederhana dan kehidupan modern. Dimana terbentang beberapa petak sawah namun diujung sana gedung tinggi nan megah yang disebut hotel tampak berdiri dengan angkuhnya. Aku bersyukur masih tinggal di daerah yang tampak alami. Bahkan masih bisa melihat aktifitas petani dan lain sebagainya yang mungkin sebagian anak-anak disana bahkan tidak pernah melihat sawah secara langsung. Semoga tetap alami dan tetap lestari alamku.


-perjalanan 7 September 2014-

pohon jali-jali


kumbang tanduk

ulat bulu kuning


kolam-kolam ikan
garis batas kehidupan


waktunya kembali kerumah















Tidak ada komentar:

Posting Komentar