![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisesgmmw_aGYhzSyR4KfFj56rTc3Fy7AHlteUBZoAegNjgdLI3Vj4-Z84z9NukdZ-o-xCZFYQrNt6b83sr6rBWEllT9y4J1XsWc_7sbBQS6yQp11c0GmlNejN3XEZnbXcPzuFgfs6sAMs/s1600/idul+adha+2.jpg)
Setiap Idul Adha pastinya tiap keluarga memiliki ciri khas
tersendiri untuk mengolah daging qurban. Walaupun ujung-ujungnya satu bahan
makanan tapi masakan dan rasanya jauh berbeda. Dirumahku karena ibu sendiri
asli Palembang dan terbiasa dengan masakan olahan Sumatra, daging sapi pastinya
disulap menjadi rendang. Bukan ala-ala rendang, yang ibuku buat mirip sekali
dengan rendang ala Padang. Bedanya hanya beberapa bumbu yang tidak aku ketahui
namanya, yang minus dibumbu rendang ala ibuku. Semakin sering dipanaskan
semakin enak karena bumbunya semakin meresap. Kalau olahan kambing, anehnya
pasti tidak bau prengus ala kambing. Ternyata ibuku membersihkannya dengan air
mentimun. Setelah itu baru di olah menjadi semur pedas. Semur yang manis ibuku
sulap menjadi pedas dengan beberapa buah cabai utuh ditambahkan. Pastinya enak
:D.
Tapi ada rasa bosan ketika semua rumah olahan makanannya
daging. Aku sendiri yang tidak begitu suka daging pasti akan kalap dan rindu
dengan bau masakan sayuran hijau segar. Mau numpang makan ke tetangga olahannya
tidak beda jauh dengan olahan dirumah. Alhasil, cari makan diluar adalah
pilihan yang paling tepat ketika rindu akan sayuran. Yang pasti makan terlalu
banyak daging atau terlalu sering ada efek yang cukup menyiksa. Selain perut
panas bisa juga sariawan, itu yang aku rasakan. Kalau kamu apa ??
Yang jelas dan pasti moment besar ini bukan hanya sekedar
berqurban atau makan daging sepuasnya tapi juga dijadikan sebuah perubahan menuju yang
lebih baik. Dan jadikan moment ini sebagai wadah untuk menambahkan ketaqwaan
terhadap-Nya. Dan bagi yang merayakan selamat hari raya Idul Adha. Dan untuk
sahabatku Timy Happy Idul Adha ya sobat
:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar